Kisah
Pertama Aku Mendaftar Di Universitas Darussalam
Hay……!!!!
Aku akan menceritakan kisah pertama kali aku
mendaftarkan diri di Universitas Darussalam..
Namaku sardin biasa di sapa oleh teman2ku dengan
sebutan dhika, langsung saja simak ceritaku
Pertama kali aku
mendaftarkan diri di Unidar bersama temanku (Takwin) namanya. Saya bersama dia
daftar di kampus B (Wara) karena belum pernah ketempat tersebuut kami berdua
tidak tahu letak kampus B itu dimana, maklum anak kampung yang baru datang
dikota makanya tidak tahu, akhirnya kita berdua bertanya sama orang trus mereka
berkata kalau mau kekampus B harus naik angkutan kota yang jalurnya ke
stain,Kami berduapun menaiki angkutan tersebut dan akhirnya tiba di Wara,
sewaktu dalam angkutan saya sering bertanya terus kalau udah sampai apa belum,,
karena kalau tidak bertanya pasti jalan terus alias sesat dijalan, tiba
digapura wara kami berdua bingun dan saling bertanya kepada masing2 saya
bertanya kepada dia dan dia sebaliknya bertanya kepada saya bahwa kampusnya
dimana karena waktu itu malam hari, akhirnya kita berdua naik ojek aja dan
menuju ke kampus dan Alhamdulillah tiba juga dikampus. Kita berdua masuk dan
mulai mengambil formulir dan daftar
waktu itu yang melayani kami seorang ibu tata usaha yang bekerja pada
kampus B (Wara) tapi aku udah lupa namanya. Selesai daftar kita berdua keluar
dari ruangan dan berjalan balik, kita tidak mau naik ojek lagi karena kampus
tidak jauh dengan jalan raya. Selesai daftar saya kembali kekampung karena
masih lamah ujian masuknya.
Setelah dekat ujian
masuk saya kembali lagi ke Ambon untuk mengikuti ujian tersebut, karena saat
itu musim timur dan ombaknya sangat besar-besar dan tidak bisa dilewati oleh
motor laut yang kecil, terpaksa saya harus ke Namlea (Buru) untuk naik kapal
yang lebih besar dari motor laut yaitu kapal lambelu. Kapal tiba diambon pada
jam 12 malam dengan hujan yang sangat deras. Walaupun hujan penumpan yang
keambon semua harus turun. Saya tidak tahu mau kemana tidak ada saudara
kalaupun ada pasti mereka sudah tidur.akhirnya saya naik becak kemardika
rencananya mau tidur dipasar tapi untunglah sepupuku datang dan bilang untuk
tidur dikontrakannya. Setelah pagi tiba saya ke sepupu yang satunya lagi yaitu
firman namanya untuk kita berdua ketulehu untuk mengikuti ujian ujian masuk
kampus tersebut, karena ujian masuk dilaksanakan di kampus A tulehu akhirnya
kami ketulehu juga.Saya bersama firman sepupuku naik angkot yang jalurnya
ketulehu. Kita berdua tidak tahu tulehu itu letaknya dimana, tujuan kita ketulehu
untuk tinggal dusun jembatan dua (Tulehu). Tiba ditulehu kita tidak tahu dimana
harus turun karena belum pernah ketulehu. Kita berdua tidak tahu kalau pertama
masuk tulehu itu lewatnya dusun jembatan dua dulu kita langsung sampai di tugu
pelor baru kita turun. Terus kita Tanya kepada orang yang ada dipangkalan ojek
mereka bilang kalau kita sudah lewat yah terpaksa kita naik ojek lagi ke
jembatan dua, tiba dijembatan dua kita
tidak tahu letak rumah yang kita tuju, kata teman kalau naik ojek turun saja di
gapura jembatan dua karena tukan ojek tidak bilang kalau kita sudah sampai,
kita lanjut terus dan turun di dekat kantor cabang telkomsel. Kita turun dan
bertanya disekitar situ tidak ada yang kenal orang yang kita cari, orang yang
kita cari itu salah satu dosen Unidar (pak mus) namanya dosen ekonomi. Karena
tidak ada yang tahu kita berdua kembali ke kampus untuk bertemu dengan dosen
tersebut. Tiba dikampus kami menghubungi beliau dan Alhamdulillah ketemu juga.
Kita tinggal di jembatan dua selama sebulan sampai abis tes dan kami kembali lagi ke kampung untuk menunggu waktu ospek…
Kami kembali ke kampung
selama 2 minggu karena masih musim ombak saya harus jalan namlea lagi kali ini
sudah mulai tahu letak tulehu dan letak stain, saya dating bersama sepupu perempuan,
Narti namanya; karena dia kuliah di Institut
Agama Islam Negeri (IAIN). Karena waktu ospek ospek ditunda untuk bulan depannya, karena
saat itu ada bentrok antara kaum muslim dan non-muslim maka saya tinggal bersama
dia di Stain. Saya bersama dia tinggal
di satu kost-kosan orang saat ini
menjadi orang tua angkat saya, selama kita berdua tunggal di kost-kosan
itu kita berkelakuan baik, maka kita disayang oleh pemiliknya, waktu ospek pun
sudah sangat dekat sedangkan saya belum mendapatkan tempat tinggal yang tetap
ditulehu. Saya sempat berpikiran untuk menccari kos di tulehu karena saya
memilih kuliah dikampus A tulehu jadi harus tinggal ditulehu. Saat saya tinggal
distain saya berkenelan dengan seorang anak lelaki yang biasa di panggil kakak
Ongen yang sekarang menjadi kakak angkat saya, karena belum ada tempat tinggal
yang tetap maka dia mengajak saya untuk tinggal bersama keluarganya ditulehu
san saya pun ikut bersama dia. Saya kira tinggal dia selama ospek berlangsung
saja padah ternyata tidak, karena saya rajin bekerja dirumahnya (bukan
banggakan diri) akhirnya mamanya kakak ongen yang saat ini menjadi orang tua
angkat saya, saat ospek telah selesai berfikir untuk mencari kos-kosan tapi
mamanya kakak ongen tidak mau saya untuk
keluar dari rumah dan terus tinggal bersama mereka. Orang tua angkat saya sangat
baik segala keperluan saya selalu mereka yang urus, mungkin karena saya orang
baik jadi Allah menitipkan saya pada orang baik juga,,,
Itulah ceritaku,,
maaf ya kalau ceritanya kurang bagus,
tpi itulah pengalaman yang pernah alami…
Thank’s kakak ongen
jasamu tidak akan kulupakan sampai kapanpun….
Thank’s juga untuk
keluarga besar nenek Nuh.
Kunungan pertama nih gan
BalasHapussukses terus dengan blognya OK
Jangan lupa Kunjungan baliknya nih :D
Cara Menjaga Kesehatan Ginjal
Makanan Yang Harus Dihindari Oleh Ibu Hamil
Cara Mengobati Kanker Serviks Secara Alami
Pengobatan Herbal Kencing Manis Secara Alami
Obat Herbal Untuk Penyakit Tumor Ganas
Terimakasih. :)